Lawang Sewu, Ikon Bersejarah Kota Semarang

kota semarang photo by ig@realhafizh_
kota semarang photo by ig@realhafizh_

Lawang Sewu adalah bangunan bersejarah di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang kini digunakan sebagai museum dan galeri kereta api. Gedung ini menjadi salah satu destinasi wisata populer berkat nilai historis dan arsitekturnya yang unik. Dengan segala sejarahnya tempat ini menjadi destinasi menarik untuk kamu kunjungi.

Asal Usul Nama Lawang Sewu

Nama “Lawang Sewu” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “seribu pintu.” Julukan ini diberikan karena desain bangunan yang memiliki banyak pintu dan jendela besar yang tinggi. Meski disebut “seribu pintu,” jumlah pintu sebenarnya hanya 429 buah, sementara jumlah jendelanya mencapai sekitar 1.000. Jendela besar ini umum ditemukan pada bangunan era kolonial Belanda, dirancang untuk untuk beradaptasi dengan iklim lembap dan panas di Indonesia, Dengan banyaknya jendela ini, akan lebih banyak masuknya udara dan membuatnya menjadi dingin.

Sejarah Dibangunnya Lawang Sewu

Lawang Sewu dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sebagai kantor pusat mereka di Hindia Belanda. Pembangunan gedung dilakukan dalam dua tahap:

  1. Tahap pertama (1904–1907): Menggunakan material yang sebagian besar diimpor dari Eropa.
  2. Tahap kedua (1916–1918): Menggunakan material lokal, sehingga terdapat perbedaan tampilan antara bangunan pada tahap pertama dan kedua.

Gedung ini difungsikan oleh pemerintah Belanda hingga 1942. Selama Perang Dunia II, gedung ini diambil alih oleh Jepang dan digunakan sebagai markas militer. Setelah Jepang kalah [erang dunia II, Lawang Sewu sempat kembali ke Belanda sebelum akhirnya dikelola oleh TNI AD pada 1949 hingga 1994.

Setelah ditinggalkan oleh TNI AD, gedung ini tidak digunakan selama lebih dari satu dekade. Kemudian Pada tahun 2009, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) melakukan renovasi besar-besaran yang selesai pada 2012. Renovasi ini mengganti beberapa bagian bangunan seperti pintu, jendela, dan keramik.

Fasilitas dan Daya Tarik Wisata

Selain menikmati keindahan arsitektur kolonial, pengunjung dapat melihat koleksi peninggalan sejarah kereta api, termasuk lokomotif uap C2301, buatan Hartmann, Jerman, pada tahun 1908. Lokomotif ini terakhir kali digunakan pada tahun 1980.

Ada beberapa bagian ruangan bangunan yang aksesnya dibatasi untuk umum, seperti ruang bawah tanah dan lantai atas. Meski begitu, pengunjung tetap bisa menikmati sebagian besar area gedung yang berfungsi sebagai ruang pameran.

Tiket Masuk dan Jam Operasional

  • Jam operasional: 08.00–20.00
    jadi buat kamu yang mau merasakan suasana malam di lawing sewu kamu bisa berkunujung sampai jam 20.00.
  • Harga tiket masuk:
    • Dewasa: Rp20.000
    • Anak-anak: Rp10.000
    • Wisatawan asing: Rp30.000

Lawang Sewu: Ikon Sejarah yang Tetap Memikat

Lawang Sewu bukan hanya ikon sejarah, tetapi juga simbol perkembangan perkeretaapian di Indonesia. Keunikan arsitekturnya yang memadukan gaya Eropa dengan adaptasi tropis menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi saat berada di Semarang. Renovasi yang dilakukan PT KAI telah berhasil menjaga kelestarian bangunan ini sebagai warisan budaya bangsa.

Baca Juga : Wisata Semarang, Berikut 25 Destinasi yang Wajib kamu Kunjungi.

Dengan berbagai daya tariknya, Lawang Sewu menjadi tempat yang cocok untuk mengenal sejarah sekaligus menikmati keindahan arsitektur tempo dulu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
× Reservasi & Bantuan